Rabu, 29 Desember 2010

Peringatan Hari Susu Nusantara


Sumber Berita : Ditjen Peternakan



Tanggal 1 Juni sebagai Hari Susu Nusantara ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 2182/KPTS/PD.420/5/2009 dan telah dicanangkan pada tahun 2009 di Pasuruan, Jawa Timur. Pencanangan ini antara lain diinspirasi oleh kegiatan serupa yang diprakarsai oleh FAO (Food and Agriculture Organization) pada tahun 2000.

Di Indonesia, peringatan Hari Susu Nusantara 2010 dipusatkan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada hari Senin, 31 Mei 2010. Hadir pada acara ini adalah Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Barat, Bupati Bandung Barat, Ketua Dewan Persusuan Nasional, Ketua GKSI, Para Peternak dan Para Pemangku Kepentingan Persusuan Nasional.

Untuk tahun 2010 ini peringatan hari susu nusantara mengambil tema “Hanya Susu Segar Untukku”. Selain acara puncak yang diselenggarakan di Lembang ini, berbagai rangkaian kegiatan lainnya dilakukan : Seminar, Talkshow, , Kontes Ternak Sapi Perah, Pencanangan Gerakan Minum Susu bagi Anak Usia Sekolah dan kegiatan terkait lainnya.

Keragaan persusuan Indonesia saat ini menunjukkan, Produksi masih rendah, yakni produksi susu dalam negeri baru mencapai sekitar 536,9 ribu ton atau sekitar 26 % dari kebutuhan nasional. Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia baru mencapai 10,5 liter/kapita/tahun, masih lebih rendah dibanding dengan Vietnam yang mencapai 10,7 liter/kapita/tahun. Penyebab masih rendahnya tingkat konsumsi susu adalah tingginya harga susu olahan dan masih belum membudayanya kebiasaan minum susu di kalangan masyarakat Indonesia.

Upaya pengembangan di bidang persusuan nasional ke depan antara lain peningkatan populasi sapi perah, peningkatan produktivitas dan kualitas susu produksi peternak serta harmonisasi pola tataniaga susu antara peternak, koperasi dan Industri Pengolahan Susu (IPS). Untuk mendukung hal tersebut diperlukan peningkatan intensitas komunikasi antara pemerintah, peternak, koperasi, industri dan pelaku bisnis, pakar, peneliti, asosiasi dan akademisi, serta pihak-pihak yang terkait lainnya. Komunikasi yang intensif diperlukan guna menghasilkan kebijakan yang kondusif dalam upaya mendorong konsumsi dan produksi susu segar di dalam negeri serta mengatasi berbagai masalah yang di hadapi.

Sumber Berita : Ditjen Peternakan